Sabtu, 08 Juni 2013
Road to ninja part 11
Part 10 error
Laki-laki bermantel itu menjatuhkan rasengan
kecilnya, dan… BLLLAAAARRRRR!!! Rasengan itu
menghancurkan desa Konoha seperti serangan
bijuudama.
-----Road to Ninja-----
“Menma! Menma!” terdengar suara Kushina.
Naruto mulai membuka matanya..
“Menma! Menma!” terlihat wajah Kushina yang
meneteskan air mata memanggil nama Naruto.
Ketika Naruto membuka matanya, Kushina langsung
memeluknya.. seolah Ia takut hampir saja kehilangan
anaknya. “Me..Menma… hiks…”
Naruto bangun dan melihat keadaan sekitar. Mereka
sudah berada di tengah-tengah lubang besar. “Ini
dashyat sekali…” ucap Naruto. Ia lalu berdiri,
“dimana Sakura?”
“Menma!”
“Gulungan Bulan Merah masih berada di pihak kita.”
Ucap Minato. “Sebaiknya kita bersiap dan menunggu
kesempatan.”
“Apa katamu!? Ini bukan saatnya untuk bersantai!
Kita harus mengejarnya!” ucap Naruto.
“Ini terlalu sulit sekarang, Menma!” ucap Minato.
“Akan sulit mengatasinya dengan kondisi seperti ini…”
lalu, Minato mengatakan suatu kalimat yang tidak
seharusnya diucapkan seorang Minato. “Kita tidak
perlu membahayakan nyawa kita hanya untuk
menyelamatkan Sakura…”
“Ba-bagaimana bisa kau—??”
“Sebelum menjadi ninja kita adalah manusia biasa…”
ucap Minato.
“Tapi—“
“Bagaimana jika kau terluka!?” tanya Minato. “Kami
sebagai orang tuamu, mengkhawatirkan
keselamatanmu…”
“Aaa…” Naruto tergolak. Ayahnya yang sebenarnya
tidak akan seperti itu. Ia ingat saat ekor
kedelapannya keluar waktu itu Ia bertemu ayahnya
untuk pertama kalinya.
“Aku percaya padamu. Aku memintamu untuk menjaga
Konoha, Naruto…” ucap Minato waktu itu.
Lalu Naruto teringat kata-kata yang diucapkan
Sakura sebelum Ia diculik tadi, “Pahlawan
sesungguhnya… dan semua orang… menyelamatkan
dunia dan desa… dengan nyawa sebagai taruhannya!
Aku tak akan lupa itu!”
Lalu kata-kata Minato saat menyelamatkan Kushina
dan Naruto dari Kyuubi, “Aku akan segera kembali.”
Lalu saat pertarungan ayahnya melawan pria
bertopeng… Saat-saat ketika kedua orang tuanya
menyelamatkan desa… berkorban demi desa…
mengorbankan nyawa mereka…
“Minato, jangan memasang ekspresi seperti itu. Aku
sangat senang, karena kau mencintaiku!” ucap Kushina
waktu itu.
Naruto teringat bagaimana pedihnya perasaan kedua
orang tuanya ketika harus mengorbankan anak
mereka demi kebaikan dunia… mereka bahkan
mengorbankan kehidupan keluarga mereka yang
bahagia… semua itu untuk kepentingan orang banyak…
Naruto mengambil kunai hiraishin Minato yang
tertancap, “Aku harus pergi…”
“Jangan pergi! Jangan sok jadi pahlawan!” ucap
Minato.
“Sebenarnya, aku bukan berasal dari dunia ini!” ucap
Naruto.
“Eh??” Minato dan Kushina bingung.
“Dan namaku bukan Menma. Maaf telah berbohong.”
Ucap Naruto.
“Kenapa kau tiba-tiba berkata hal yang tidak masuk
akal seperti ini!?” tanya Kushina.
“Ayahku yang sebenarnya adalah Hokage Keempat
dan ibuku adalah jinchuuriki Kyuubi.” Ucap Naruto.
“Mereka berdua wafat di dunia nyata demi
menyelamatkan orang-orang…” Naruto tersenyum
menatap kedua orang tua yang sekarang ada
dihadapannya.
“Menma, tolonglah! Janga pergi!” Kushina menahan
tangan Naruto.
“Kubilanga aku harus pergi…” Naruto melepas tangan
Kushina perlahan-lahan dan berlari pergi.
“Menma…!!!”
Naruto mengambil baju Yondaime Hokage yang ada di
tas yang di tinggalkan Sakura dan memakainya,
“Karena aku adalah anak dari dua orang pahlawan!!”
-----Road to Ninja-----
Di suatu tempat dimana pernah menjadi gua tempat
latihan Naruto.
Di ujung suatu jembatan, Sakura pingsan dengan
kedua tangan terikat. Perlahan-lahan Ia mulai sadar
dan membuka mata.
“Tempat ini…” ucap Sakura.
“Kenyataan lain yang diciptakan oleh Limited
Tsukuyomi. Dan tempat ini adalah gua pelatihan dari
dunia dimana kita berada sebelumnya.” Sambung
seseorang. “Ini adalah tempat dimana Hokage
Keempat dan Jiraiya berlatih.”
Sakura kaget, dan perlahan-laha menengok ke
belakang untuk melihat siapa yang berbicara.
Tobi.
“Yah, sepertinya seseorang menggunakan tempat ini
sebagai rumahnya di dunia ini.” Ucap Tobi.
“Apa tujuanmu?” tanya Sakura.
“Kau akan segera mengetahuinya.” Ucap Tobi.
“Berterima kasihlah karena kau tidak akan pernah
melihat hal-hal seperti ini lagi.”
Tiba-tib seseorang berlari di atas jembatan dan
berteriak, “Aku menemukanmu, Madara!”
“Naruto!” ucap Sakura.
“Aku akan kembali ke dunia asliku setelah
mengalahkanmu!” ucap Naruto. Tobi melangkah maju,
dan badannya menembus Sakura.
“Maaf, tapi lawanmu bukanlah aku.” Ucap Tobi.
“Eh?” tiba-tiba seseorang bermantel muncul
disamping Naruto dan menyerangnya dengan sebuah
kunai. Naruto melompat ke sungai di bawah jembatan.
“Sebaiknya kau mengembalikan Gulungan Bulan Merah
kepadaku sekarang!” ucap pria bermantel itu
menghentakkan satu kakinya di pegangan jembatan.
“Tidak mau! Aku akan mengembalikannya jika kau
melepaskan Sakura lebih dulu.”
“Kalau begitu, aku akan mengambilnya dengan
membunuhmu. Aku akan bertarung denganmu.” Ucap
pria bermantel itu. “Aku dapat merasakan energi
jahat darimu. Aku tak akan membiarkanmu hidup. Itu
energi jahat.”
“Apa!?”
DEGGG!!!
Tiba-tiba tubuh Naruto seolah bergoncang. “Perasaan
apa ini…?” pikir Naruto. Pria bermantel itu loncat dari
atas jembatan itu dan menyerang Naruto, Naruto
juga meloncat untuk menyerang, namun…
DEEGGG!!
“Ukhh… la-lagi??” karena goncangan yang terjadi itu,
Naruto jadi lengah dan mendapat satu serangan
hingga Ia terhempas ke sungai itu lagi.
“Sial, ada apa dengan diriku?” tanya Naruto pada
dirinya sendiri.
“Keberadaanmu dan chakramu sungguh membuatku
gelisah.” Ucap pria bermantel itu.
“Apa yang terjadi? Rasanya isi perutku bergoncang…”
pikir Naruto.
“..Karena itu, sebaiknya aku membunuhmu sekarang…”
ucap pria bermantel itu sambil merapal jutsu.
“Sembilan Hewan Bertopeng! Ular emas, Kura-kura
hitam, Naga biru, Macan putih, Burung merah,
Pertapa selatan, Malaikat maut yang kejam, Pertapa
utara, Gadis luar angkasa. Ubah setiap tulangnya
menjadi debu!”
“Terlalu banyak musuh!” ucap Naruto. Lalu tiba-tiba
sebuah benang chakra menarik Naruto dan
menyelamatkannya dari para hewan summon itu.
Naruto melihat siapa yang menyelamatkannya dan
terkejut,
Mereka Akatsuki, berdiri di depannya.
“Cih, apakah sekutunya bertambah!??” ucap Naruto.
“Hentikan.” Ucap Itachi.
“Eh?”
“Kami datang kesini atas perintah Hokage.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar