Sabtu, 08 Juni 2013
Road to ninja part 6
Sebelumnya: Road to Ninjabagian 5
“Ayah! Ibu!” panggil Naruto sambil membuka pintu
rumahnya.
Namun, yang ada disana bukanlah ayah atau ibunya,
melainkan orang lain yang tidak dia kenal.
“Siapa kau!?” tanya orang itu karena pintu rumahnya
tiba-tiba dibuka.
“A..aku… tapi aku tingga disini!” ucap Naruto.
“Apa katamu!? Ini rumahku! Cepat pergi atau aku
akan menelepon polisi!” ucap orang itu sambil
melempar perabot-perabot rumah tangga. Saya
bingung apa di dunia ninja juga ada polisinya…? Orang
itu lalu menutup pintu rumahnya.
“Aku bahkan tidak punya rumah sekarang? Apa yang
salah dengan dunia ini!?” teriak Naruto. “Ini tidak
mungkin!”
“Diam!” ucap si pemilik rumah itu dan melemparkan
sofanya ke Naruto. xD.
-----Road to Ninja-----
Di suatu tempat dibawah naungan bulan yang merah,
nampak Tobi dan Zetsu berdiri di tengah sebuah
jembatan kayu. Dari tanah didekat mereka, satu –
persatu muncul anggota Akatsuki.
“Kerja bagus. Aku bisa menjebaknya berkat bantuan
kalian.” Ucap Tobi. Lalu perlahan-lahan para anggota
Akatsuki itu berubah menjadi zetsu putih. “Pengujian
unlimited tsukuyomi, limited tsukuyomi.”
Tobi melihat ke arah air di bawah jembatan, “Dunia
itu seperti bayangan yang dipantulkan oleh cermin.”
Ucapnya sambil melihat bayangannya di air. “Dengan
kekuatan bijuu, aku menggeser ‘mereka’ ke kenyataan
berbeda yang sebenarnya merupakan salinan dari
dunia nyata.”
“Ngomong-ngomong, sepertinya dunia yang kau
maksud itu tidak sama persis dengan dunia ini…” ucap
Zetsu.
“Contohnya, seperti sebuah batu kecil,” ucap Tobi
mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke
dalam sungai di bawah jembatan itu. “Sudah alami
untuk air yang tenang menjadi bergelombang jika aku
melemparinya batu.”
“Aku mengerti.”
“Jadi, aku seharusnya segera memulainya.” Ucap Tobi.
“Tapi, ini aneh. Dunia itu dibuat olehmu, tapi kau
bahkan tidak bisa mengendalikannya sesuai
keinginanmu.”
“Bukankah sudah kukatakan, ini hanya pengujian.”
Ucap Tobi. “Aku tidak akan membiarkan ‘mereka’ bisa
mengendalikannya.”
-----Road to Ninja-----
Seseorang yang bertopeng seperti anbu dan memakai
sebuah mantel menyeret seseorang yang penuh luka
di tubuhnya. Nampaknya mereka berdua telah
bertarung.
“Aku akan menggunakan jutsu rahasiaku.” Ucap sosok
bertopeng misterius itu. Ia membalikkan badannya
dan melihat ke arah tempat yang baru saja
dibakarnya. Disana berdiri orang bertopeng yang lain,
Tobi. Rupanya Ia menyadari kehadiran Tobi.
“Apa kau bermimpi menguasai dunia ninja dengan
mengumpulkan semua bijuu?” tanya Tobi. Ternyata
orang yang diseret oleh pria bertopeng anbu ini
adalah jinchuuiriki. “Sungguh impian yang jelas.”
“Kau punya otak yang lebih baik dari hantu… siapa
kau!?” tanya pria bertopeng anbu.
“Apa itu penting? Oh ya, aku akan memberikan
kekuatanku padamu.” Ucap Tobi enteng.
…
Dirumahnya, Sakura sedang memilih-milih baju yang
ada di lemari pakaian. Tidak sengaja Ia melihat jubah
Yondaime Hokage disana.
“Eh? Ini…” Sakura sadar, disini Ia adalah anak
pahlawan, jadi Ia hanya menanggapinya dengan
tersenyum.
Tok tok tok! Seseorang mengetuk jendela kamar
Sakura. Dari bayangan di gorden, terlihat kalau itu
Sasuke. Sakura membuka jendelanya perlahan-lahan.
“Ada apa pagi-pagi begini?” ucap Sakura dengan
wajah yang memerah.
“Aku datang karena wajah birumu kemarin.” Jelas ini
bukan tipe karakter Sasuke.
“Kau… kau tidak sedang khawatir padaku, kan?”
Tiba-tiba Sasuke mengeluarkan bunga mawar yang
daritadi disimpannya di belakang punggungnya. Dan
tersenyum. Sasuke. Tersenyum.
“Ceritakan saja masalahmu padaku, karena aku selalu
ada disisimu.” Ucap Sasuke.
“Sasuke…” ucap Sakura terpana.
…
“Tidur di tempat terbuka di desa. Ini bahkan tidak
masuk akal.” Ucap Naruto. Karena rumahnya milik
orang lain, Ia akhirnya tidur di sebuah bangku dekat
jalan di desa Konoha.
“Ya, kau melalui banyak masalah.” Ucap Sakura
menyetujui.
“Kenapa kau bicara seolah ini bukan masalahmu
juga!?” ucap Naruto agak kesal. “Tidakkah kau
merasa kesepian!?”
Sakura tersenyum licik, “Aku tidak yakin aku merasa
kesepian, justru aku merasa nyaman.”
“Kau merasa nyaman? Apa yang salah dengan semua
orang~?” tanya Naruto pundung.
“Jangan begitu, semangatlah. Oh ya, ayo berbagi
informasi.” Ucap Sakura.
“Tempat ini dibuat oleh jutsu Madara, tapi sepertinya
Ia tidak ingin melukai penduduk.” Ucap Naruto pada
Sakura sambil mereka berjalan-jalan. “Teman-teman
kita bersikap aneh. Mereka memperlakukan kita
tanpa kecurigaan (kecurigaan bahwa mereka dari
dunia yang lain?). Terlebih lagi…”
“Aaah~ sungguh pemandangan yang indah!” ucap Sai
yang tidak sengaja dijumpai oleh Sakura dan Naruto.
Sai sedang menggambar dengan baju biasa, dan
gambarnya pun sangat jelek. Berbeda dari Sai yang
biasanya, tentu saja.
“Lukisan itu seperti digambar dengan kakinya…”
komentar Sakura.
“Benarkah? Aku tidak punya jiwa seni.” Ucap Naruto.
“Apa itu lukisan pemandangan?”
“Urusai, aku tidak punya jiwa seni…” ucap Naruto lalu
pergi.
“Semuanya tidak seperti biasanya.” Ucap Sakura.
Naruto dan Sakura kembali berjalan-jalan dan
bertemu dengan Shino yang nampak sedang sibuk
mengusir nyamuk-nyamuk dan serangga dengan
pestisida yang dibawanya.
“Berhenti.” Perintah Shino.
“Gawat, dia melihat kita! Ayo pergi Naruto!” ucap
Sakura dan Naruto yang langsung lari dan tidak mau
berurusan dengan yang satu ini.
“Aku benci orang yang melarikan diri sama seperti
aku membenci serangga.” Ucap Shino.
Ketika berjalan di tengah kota, Sakura langsung
dikerubuni oleh anak-anak dan orang-orang yang
memandangnya dengan sedikit iba. Mungkin karena
disini Ia adalah anak pahlawan.
“Hal yang paling berubah adalah sikap orang lain pada
Sakura…” pikir Naruto.
“Putri pahlawan, kak Sakura! Bersalamanlah
denganku!” ucap seorang anak dan menjabat tangan
Sakura.
“Baiklah…”
“Saat aku besar nanti, aku ingin seperti kak Sakura.
Bagaimana aku bisa sepertimu?” tanya anak yang lain.
“Ettoo… Ya.. jika kau belajar rajin, berlatih keras,
dan punya keteguhan hati, kau pasti bisa.” Ucap
Sakura.
“Hebat!” ucap anak-anak itu dengan riangnya. “Aku
akan berusaha! Sampai besok!” dan mereka pun pergi.
“Berjuanglah!” dukung Sakura.
“Kau terliha seperti menikmati situasi ini.” Ucap
Naruto.
“Eh? Apa maksudmu? Aku hanya berpura-pura
menjadi putri seorang pahlawan.” Ucap Sakura yang
sebenarnya dari ekspresinya terlihat kalau Ia
menikmati itu.
“Eeee, benarkah??”
“Jujur saja, aku sedikit menikmatinya.” Ucap Sakura
membuang muka. “Ini semua tidak terlihat berbahaya
sejauh ini, dan tempat ini cukup keren untuk
ditinggali, jadi…”
“Kau tidak melupakannya, kan?” tanya Naruto.
“Ayolah! Tempat ini adalah dunia yang berasal dari
jutsu Madara!”
“Aku tahu, tenanglah. Oh ya, aku juga tidak mau
tinggal disini lebih lama lagi!”
Naruto akhirnya pergi sambil marah-marah. Dan
berjalan seperti bapak-bapak(?).
“Tunggu, kau mau kemana?” tanya Sakura.
“Mencari informasi lagi. Kita tidak punya banyak
waktu untuk bermain disini!”
“Tunggu aku…”
-----Road to Ninja-----
Di suatu tempat yang pernah dikatakan Naruto
sebagai tempat latihannya dengan Jiraiya, berdirilah
sosok Tobi. Anehnya, Tobi disini hanya berbentuk
transparan layaknya hantu. Mungkinkah ini wujud
Tobi di dunia ini? Atau karena disini Ia hanyalah
sebagai pengendali?
“Karena Ia terjebak di dalam jutsuku, Kyuubi hampir
menjadi milikku.” Ucap Tobi.
“Itu artinya kau bisa mendapatkannya kapanpun kau
mau.” Ucap seseorang.
“Kita tak perlu terburu-buru, semuanya ada
aturannya.” Ucap Tobi. “Aku akan ‘melawan’ Uzumaki
Naruto dan mendapatkan Ekor Sembilan.”
…
Kantor Hokage.
“Jalan tercepat untuk mendapatkan infomasi adalah
bertanya pada nenek Tsunade.” Ucap Naruto yang
mengira tidak akan ada yang berubah pada seorang
Hokage.
Naruto baru saja akan membuka knop pintu, namun
terdengar suara Tsunade dari dalam dan Ia
menahannya,
“Tidak mungkin! Bijuu dari Negara Petir telah
dicuri!?” itu yang Naruto dan Sakura dengar.
“Apa maksudmu?” tanya Naruto dan langsung
membuka pintu.
“Menma!”
“Apa bijuu Negara Petir telah dicuri?” tanya Sakura.
“Apa terjadi sesuatu pada pak Bee?” tanya Naruto.
“Tenanglah, aku dengar yang dicuri adalah kekuatan
utama bijuu.” Ucap Tsunade yang nampak berbeda
dengan menggunakan kacamata.
“Tsunade-sama!” ucap Shizune yang merasa Tsunade
telah berbicara terlalu banyak. Shizune juga nampak
berbeda.
“Karena perang akan segera terjadi, tidak ada alasan
untuk merahasiakannya.” Ucap Tsunade.
“Siapa musuh kita?” tanya Sakura.
“Kau tahu, pria bertopeng yang baru-baru ini
mengacaukan Negara dengan jutsu khususnya?” tanya
Tsunade.
“Pria bertopeng…?” ulang Naruto.
“Dia kriminal rank-S.” ucap Shizune. “Tapi aku tidak
perna menyangka dia akan melakukan sesuatu pada
bijuu juga.”
Naruto memandang Sakura. “Bijuu dan topeng..
Sakura, mungkinkah dia…??”
“Ya, Madara mungkin tidak ada di dunia ini. Dia
mungkin ada disini dengan menyamarkan namanya,
sama seperti kau yang menjadi Menma disini.” Ucap
Sakura menarik kesimpulan.
“Dimana si*l*n itu sekarang!?” tanya Naruto pada
Tsunade.
“Lupakan. Dia bukan tandingan kalian.” Ucap Tsunade.
“Banyak orang, termasuk kami, mencoba
menangkapnya. Namun Jiraiya, salah satu legenda
Sannin , tidak selamat dan tidak pernah kembali.”
Ucap Shizune murung.
“Ero-sannin…” Naruto menundukkan wajahnya.
“Saat Jiraiya masih hidup, Ia mengatakan hanya ada
satu cara mengalahkan pria bertopeng itu.” Ucap
Tsunade.
“Sebuah dokumen yang tersegel. Menggunakan
gulungan Bulan Merah, itulah caranya.” Ucap
seseorang dari belakang Naruto. Karena terkejut,
Naruto membalikkan tubuhnya dan melihat…
Dua orang yang sangat ingin ditemuinya di dunia ini…
Kedua orang tuanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar