Sabtu, 08 Juni 2013
Road to Ninja Part 8
Sebelumnya: Road to Ninja bagian 7
Di gerbang perbatasan Desa Konoha, berdirilah
Kakashi dan Guy yang akan melanjutkan misi mereka,
misi bersama Naruto, Sakura, dan kedua orang tua
Naruto.
“Baik, ayo pergi dengan semangat!!” ucap Kakashi
dengan semangat masa muda. Sementara itu, Guy
nampak duduk dan kelelahan. Tidak ada semangat
yang nampak pada dirinya. Nampaknya sifat mereka
berdua tertukar.
“Tidak ada semangat yang tersisa~ sulit untuk tetap
menerima misi~” ucap Guy. “Kita bahkan bukanlah
pemuda.”
Kakashi menepuk pundak Guy, “Jangan menyerah,
tetap semangat!” ucap Kakashi sambil memberikan
jempolnya seperti gaya khas Guy.
“Apa mereka tertukar satu sama lain?” ucap Sakura
pada dirinya sendiri.
Naruto memisahkan diri dari mereka semua, dan
berdiri paling depan. Kushina mendekatinya, “Ada apa
dengan wajah depresimu itu?” tanya Kushina sambil
menepuk punggung Naruto. “Kau harus pergi dengan
keberanian untuk terlihat keren dihadapan putri
pahlawan.”
Naruto menepis tangan Kushina, “Berhenti
menyentuhku!” ucap Naruto dan berlari menjauh dari
Kushina.
“Ada apa dengannya? Apa dia memasuki masa
menentangnya?” ucap Kushina bertanya-tanya. Minato
hanya memeperhatikan itu dari jauh.
Sakura yang berniat menghibur Naruto, berlari
mendekatinya, “Hei, kau tidak seharusnya—“
“Bagaimana jika ini terjadi padamu?!” potong Naruto.
“Aku bukan Menma!”
“Naruto…”
-----Road to Ninja-----
Di suatu tempat bersingasana, seseorang bertopeng
dan memakai mantel duduk di salah satu singsana
disana.
“Terima kasih. Aku bisa menemukan dokumennya
berkat informasi darimu.” Ucap orang bertopeng itu.
Dibawah kursi yang didudukinya, nampak tergeletak
tubuh Jinchuuriki Ekor Dua.
“Tidak ada yang aku tidak tahu di dunia ini.” Ucap
Tobi kepada orang bertopeng dengan mantel itu. Di
dunia ini, Tobi hanya nampak seperti hantu dan
transparan.
“Aku akan memberimu beberapa saran,” ucap Tobi.
“Kau akan segera berada dalam masalah.”
“Apa kau berbicara tentang gulungan Bulan Merah
yang ada di ramalan itu?” tanya si pria bertopeng
dengan mantel.
“Musuh mulai bergerak.” Ucap Tobi.
“Aku tahu.”
-----Road to Ninja-----
Tim misi Naruto sampai di sebuah tempat yang
nampak seperti lubang besar, seperti pernah
terjatuh meteor disana atau semacamnya.
“Gulungan Bulan Merah ada disana…” ucap Minato
sambil menatap sebuah tempat kecil di tengah lubang
itu yang dikeliling pohon-pohon kecil. “Sensei (Jiraiya)
mungkin sudah mengatur perangkapnya…”
“Kakashi, kau duluanlah dan lihat ke depan.” Ucap
Minato pada Kakashi yang sudah membuka penutup
matanya dan bersiap dengan sharingan.
“Baik!” ucap Kakashi. “Aku ingin bilang begitu, tapi…”
Kakashi terduduk lemas tanpa semangat. “Aku telah
menggunakan mata sharingan bersama dengan
semangatku…”
“Kau sungguh menjadi tidak berguna disaat penting
begini…” keluh Minato.
“Jujur, aku ingin istirahat juga…” ucap Guy yang juga
ikut roboh. Kakashi saja kehilangan semangatnya,
apalagi Guy yang karakternya terbalik disini. “Aku
sudah tua~”
Minato menghela nafas, “Baiklah, kita istirahat
sejenak.”
“Umm, dimana Menma?” tanya Kushina. “Ah~ yang
benar saja~” mereka memperhatika sekitar namun
Naruto sama sekali tidak ada disana.
TAP TAP TAP!! TAP TAP TAP!!
Naruto ternyata sudah berlari ke tengah lubang itu
menuju ke tempat gulungan Bulan Merah itu disegel,
“Tidak ada waktu untuk bersantai!” ucap Naruto. Ia
lalu melihat tempat yang ditutupi pepohonan kecil itu,
“Apa itu tempatnya!?” tanpa sadar Naruto melewati
sebuah kertas segel dan membuat kertas itu
meledak, lalu muncullah tiga ekor katak.
“Wuaaa, Boss Katak!” ucap Naruto memanggil
Gamabunta. Anggota tim yang lainnya sudah datang
menyusul Naruto. Tentu saja ledakan tadi membuat
mereka menyadari dimana keberadaan Naruto.
“Kau menginjak jebakan di belakang…” ucap Minato.
Kushina berlari ke samping Naruto, “Menma! Yang
benar saja!?”
“Karena dia menginjaknya, tidak ada pilihan lain..”
Ucap Minato yang berlari ke sisi Naruto yang
satunya. Minato maju untuk berbicara dengan ketiga
katak itu,
“Kami ninja Konoha! Kami datang untuk mencari
dokumen yang Jiraiya-sensei sembunyikan!”
“Aku tidak tahu mengenai perjanjian itu.” Ucap
Gamabunta. “..Kami hanya diminta untuk melindungi
dokumennya!”
“Oii bos Katak, bicaralah padaku—“ belum selesai
Naruto bicara, Gamabunta sudah menyuruhnya diam
hingga rokok yang Ia hisap terlepas. Mereka semua
menghindar dari kejatuhan rokok raksasa itu.
“Apa dia tidak meyakinkan?” Minato bangkit dan
berlari, “Ada lebih dari satu cara untuk melewati
mereka!”
Mereka semua berlari dan berusaha menerobos
ketiga katak itu, namun katak-katak kecil yang lain
berjatuhan dari langit. Tumpukan katak itu menumpuk
dan menahan tubuh semua anggota tim hingga tidak
mampu bergerak lagi.
“Banyak sekali!” ucap Kushina yang tubuhnya sudah
tak bisa bergerak lagi.
“Aku tidak bisa bergerak.” Ucap Sakura.
Guy mengelurkan chakra dari tangannya―tentu saja
Guy disini bisa mengendalikan chakra―dan mencoba
menghancurkan katak-katak kecil itu, namun Minato
menahan tangan Guy,
“Jangan melukai mereka.” Ucap Minato sambil
tersenyum. “Semua ini adalah katak yang Jiraiya-
sensei minta padaku untuk merawatnya.”
Sementara itu, Naruto berhasil mengeluarkan
tubuhnya dari tumpukan katak itu dan berlari menuju
ke gulungan itu,
“Tunggu~!” ucap Sakura pada Naruto. Ia nampaknya
sudah hampir berhasil keluar.
“Menma!” panggil Kushina yang juga hampir berhasil
keluar dari tumpukan itu.
Naruto berlari menaiki tangan Gamabunta, “Biarkan
aku lewat, boss Katak!!”
“Hei kau bocah, kenapa kau mencoba untuk ramah!?”
ucap Gamabunta dan melayangkan pukulannya ke
Naruto, namun Naruto berhasil menghindar dengan
loncat ke atas.
“Bahkan boss Katak berbeda di dunia ini…” pikir
Naruto. “Baiklah, aku akan tunjukkan padanya Sannin
Mode…” Naruto mendarat di atas kepala Gamabunta
dan duduk bersila diatasnya.
“Dimana bocah itu!? Kemana perginya?!” ucap
Gamabunta bertanya-tanya. Ia tidak tahu kalau
Naruto tepat berada di atasnya.
Naruto sudah hampir mencapai Mode Sannin, namun
seekor katak kecil menemukannya dan menjulurkan
lidahnya dengan gerakan akan menebas Naruto,
“Cambuk cinta!!” ucap katak itu menamai jurusnya.
Naruto berhasil menghindar, namun matanya kembali
seperti semula.
“Kuso! Padahal hampir selesai~!!” ucap Naruto dan
mendarat lagi di atas kepala Gamabunta. Namun
sayangnya Gamabunta sudah menyadarinya sehingga
Ia menyemburkan sesuatu sebelum Naruto sempat
mendarat di atasnya.
Gamabunta menyemburkan cairan berwarna ungu,
namun Naruto tidak menghindar melainkan bersila di
udara dan bersiap membangkitkan Mode Sannin lagi.
Ketika cairan itu hampir mengenai Naruto,
“Menma!!” Kushina menyelamatkan Naruto, sayangnya
ujung kakinya terkena cairan ungu itu, membuatnya
meringis kesakitan…
“Akkkhhhhh!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar